Kelelahan Otot


sport science adalah ilmu yang multidisiplin yang berdampak pada beberapa definisi dan penjelasan termasuk kelelahan. Hal ini tergambarkan seperti orang tunanetra yang meraba gajah, masing masing orang tunanetra akan berbeda mendeskripsikan gajah itu tergantung bagian mana yang dia rasakan.
Beberapa definisi kelelahan  berdasar bidang ilmu tertentu
Fisiologi : kegagalan sistem fisiologi spesifik contoh Cardivaskuler
Biokimia : kegagalan reaksi kimia selular tertentu misal glikolisis, fosforilasi oksidatif
Biomekanik : penurunan kontraksi otot
Psikologi : kurangnya sensasi, emosi, atau motivasi
Neurologi : kegagalan penjalaran potensial aksi
Jadi secara fisiologi kelelahan adalah keadaan tubuh (sistem organ) tidak bisa melakukan fungsinya secara normal. Kelelahan muncul saat maupun setelah aktivitas/olah raga/bangun tidur(secara psikologi).
Ada beberapa teori yang menjelaskan  model kelelahan

Teori CV/ kelelahan anaerobic
Ada beberapa penelitian yang dilakakan untuk membuktikan bahwa kelelahan erat kaitannya dengan masalah kardiovaskuler antara lain Cardiac Output, RBC, muscle blood flow,oxygen uptake, lactate & H+ removal.
Teori kekurangan suplai energi
Produksi ATP menurun maka gagal fungsi glikolisis/lipolisis.
McCardle’s disease ; metabolic myopathy, yang menyebabkan kapasitas penyimpanan glikogen menurun menyebabkan lemah dan nyeri setelah berolahraga
Teori ini untuk orang normal dibantah karena berapapun beban ATP tidak pernah dibawah 40% di intramuskular. Sehingga berbagai pendapat bermunculan apakah konsentrasi ATP digunakan sebagai sinyal ke saraf pusat untuk memutuskan berhenti atau masih sanggup.
Teori neuromuskular
Dengan EMG kita bisa mengetahui kelelahan berasal dari pusat atau perifer
Dengan mengukur rasio kadar dopamin dengan 5HT dapat menentukan tingkat koordinasi otot. Semakin tinggi rasionya maka menurunkan koordinasi otot
Berkaitan juga dengan posisi?
Teori biomekanika
Yang penting disini adalah penggunaan pengungkit dalam sistem muskuloskeletal kita yang membuat pekerjaan kita lebih efisien.
Efisiensi gerak-biomekanik dapat dipengaruhi oleh
Komposisi serabut otot, kecepatan aktivitas otot, % type I/II recruitment pattern, akumulasi metabolit, konsumsi dan uptake 02, konsumsi energi/heat generation, internus coordinate
Teori termoregulasi
Peningkatan suhu inti tubuh, suhu tak tertolelir ketika exercise lama. Jika suhu lebih 40 derajat celcius maka akan ada umpan balik positif yang akan merusak otot sehingga sebelum 40 derajat celcius akan ada sinyal rasa lelah.
Teori psikologis
Lelah secara psikologis ternyata karena bosan dan seperti definisi diatas bahwa karena kurangnya motivasi, sensasi dan emosi.
Sekarang kita lebih fokus pada kelelahan sentral dan perifer
Batasnya adalah medula spinalis (anterior horn). Diatas kornu anterior maka termasuk kelelahan sentral dan ketika dibawah kornu anterior maka termasuk kelelahan perifer.
Kelelahan Pusat
Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat merekrut jumlah dan mengaktifkan motor unit yang dilibatkan dalam kontraksi otot. Padahal kedua hal tersebut berperan dalam besarnya potensial yang dihasilkan selama kontraksi otot. Dengan demikian, berkurangnya jumlah motor unit dan frekuensi pengaktifan motor unit menyebabkan berkurangkan kemampuan kontraksi otot.
 Kelelahan Perifer
Ada dua hipotesis tentang kelelahan perifer
Hipotesis kehabisan – penurunan dari energi misal ATP, CP, glycogen
Hipotesis akumulasi metabolit seperti H+, Ca++, Pi
Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan karena faktor di luar sistem saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut disebabkan ketidakmampuan otot untuk melakukan kontraksi dengan maksimal yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah gangguan pada kemampuan saraf, kemampuan mekanik kontraksi otot, dan kesediaan energi untuk kontraksi. Kelelahan pada gangguan saraf merupakan gangguan neuromuscular junction, ketidakmampuan sarcolemma mempertahankan konsentrasi Na+ dan K+ sehingga menurunkan depolarisasi sel dan amplitudo potensial aksi. Gangguan pada saraf tersebut akan berdampak pada berkurangnya kemampuan perambatan impuls dan ketidakmampuan membran otot untuk mengkonduksi potensial aksi. Gangguan perambatan impuls sehingga menuntut frekuensi stimulus yang tinggi.
Penyebab kelelahan
Green (1992) dan Suma’mur (1994) dari proceeding mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain : faktor somatis atau fisik, gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan dan sikap atau gaya hidup sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja (kebisingan, suhu, pencahayaan), faktor kimia (zat beracun), faktor biologis (bakteri, jamur), faktor ergonomi, kategori pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin atau peraturan perusahaan, upah, hubungan sosial dan posisi kerja atau kedudukan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Airway disorder in maxillofacial and cervical trauma

Kegawatdaruratan obstetrik